Sombong---sebagaimana didefinisikan Rasulullah SAW---adalah "melecehkan
orang lain dan menolak kebenaran" (HR Muslim dan Tirmidzi). Bila
penyakit ini telah mewabah dan menjangkit manusia, maka tidak ada lagi
penghormatan dan sopan santun, kebenaran menjadi barang mainan. Lebih
jauh, penyakit ini akan memunculkan sikap kezaliman, kemarahan,
terorisme, permusuhan dan pelanggaran hak.
Ketahuilah bahwa tidak akan bersombong kecuali orang yang menganggap
dirinya besar dan tidak akan menganggap dirinya besar kecuali orang yang
meyakini memiliki sifat kesempurnaan. Di antara sumber kesombongan
adalah sebagai berikut:
Pertama: NASAB KETURUNAN. Orang yang punya nasab keturunan yang tinggi
menganggap hina orang yang tidak memiliki nasab tersebut, sekalipun ia
lebih tinggi ilmu dan amalnya. Kadang sebagian mereka menyombongkan diri
lalu menganggap orang lain sebagai pengikut dan budaknya, sehingga ia
enggan bergaul dan duduk bersama mereka. Rasulullah bersabda "Hendaklah
orang meninggalkan kebanggan terhadap nenek moyang mereka yang telah
menjadi batu bara di neraka."(HR. Abu Daud)
Kedua: HARTA KEKAYAAN. Hal ini biasanya terjadi dikalangan para raja,
pemimpin, para konglomerat, pengusaha, tuan tanah, dan para pejabat
negara serta keluarga mereka. Mereka membanggakan kedudukan dan hartanya
sehingga merendahkan dan melecehkan orang lain. Orang-orang semacam ini
bila tidak bertaubat akan berakhir seperti Qorun yang ditelan bumi
karena kesombongan terhadap hartanya.
Ketiga: ILMU PENGETAHUAN. Demikian cepatnya kesombongan menjangkiti para
ulama (kaum intelektual) sehingga seorang berilmu pengetahuan mudah
merasa tinggi dengan ilmu pengetahuannya. Ia merasa paling mulia
diantara manusia. Ia memandang dirinya lebih tinggi dan lebih mulia
disisi Allah ketimbang yang lainnya. Hal demikian bisa terjadi karena
ilmu yang didapat lebih berorientasi pada duniawi semata, tanpa
dilandasi keikhlasan dan pensucian jiwa dalam menuntutnya. Sebab ilmu
yang didapat dengan ikhlas karena Allah dan hati yang jujur akan
melahirkan sikap tawadhu' dan rasa takut kepada Allah.
Keempat: AMAL dan IBADAH. Orang-orang yang zuhud dan para ahli ibadah
tidak terlepas pula dari nistanya kesombongan, kepongahan dan tindakan
melecehkan orang lain. Dengan amal dan ibadahnya ia merasa yakin akan
selamat, sementara orang lain akan binasa. Sabda Rasulullah SAW
"Cukuplah seseorang dinilai telah berbuat kejahatan bila ia merendahkan
saudaranya sesama muslim" (HR. Muslim)
Kelima: KECANTIKAN/KETAMPANAN. Kecantikan atau ketampanan seseorang bisa
meyebabkan dirinya sombong dengan cara merendahkan dan menyebut-nyebut
keburukan rupa orang lain.
Dengan definisi yang disebutkan oleh Rasulullah SAW itu, tentulah banyak
keburukan yang terdapat di dalam sifat sombong (takabbur), sehingga
wajar jika kemudian kesombongan menjadi penghalang masuk surga,
sebagaimana dalam hadits shahih Baginda Rasul bersabda: " Tidak akan
masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar dzarrah
". Hal itu disebabkan karena kesombongan menghalangi hamba dari semua
akhlaq yang seharusnya disandang oleh orang mu'min, sedangkan
akhlaq-akhlaq itu adalah pintu surga, dan kesombongan penutup
pintu-pintunya. Sebab, seseorang tidak bisa mencintai kaum mu'minin
sebagaimana ia mencinta diri sendiri bila di dalam hatinya masih ada
kesombongan, begitu juga dengan perbuatan-perbuatan lainnya yang
muaranya adalah karena adanya kesombongan dalam hatinya.
0 komentar:
Trimakasih atas kunjungan anda.. Blog ini Dofollow) Silahkan menaruh kritik dan saran pada kotak komentar ini, asal tidak SPAM dan bagi yang mencantumkan link, akan terhapus otomatis.